Berburu Berujung Teror


Ini adalah kejadian saya sekitar 3 tahun lalu,Kejadian ini saya alami bersama alm.teman saya Sebut saja dino.Si dino ini seorang mandor di salah satu perusahaan sawit swasta di daerah riau, saat lagi tidak capek sehabis bekerja saya dan dino pergi berburu, berburu merupakan hoby saya dan dino sejak lama, oh iya sebelumnya perkenalkan nama saya rigo, saya juga berkerja satu perusahaan bersama dino. Singkat cerita pada hari kamis sore saya mengajak dino untuk pergi berburu, namun dino sedikit menolak karena capek, namun saya memaksa dino untuk ikut dengan saya karena tempat berburu kami yang satu ini cukup banyak hewan-hewan yang ada disana, sedikit ada perdebatan antara kami namun akhirnya dino mengikuti kata saya untuk pergi berburu. 

Sekitar jam 8 malam kami masih ngopi-ngopi dulu sama teman-teman yang lain, kemudian saya bercerita ingin berburu di daerah tersebut, tak lama teman saya langsung ngomong “ jangan berburu disana, disana jarang orang masuk kesana”. Memang tempat yang akan kami tuju termasuk hutan belantara yang jarang orang kesana. Tidak terasa jam sudah menujukkan pukul 9 malam dan kamipun bersiap-siap untuk berangkat berburu, dan kami hanya cuek saja mendengar perkataan salah satu teman saya tersebut. Oh iya tempat yang kami tujuan jaraknya sekitar 5km dari rumah.

Setelah beberapa menit kami berjalan tiba-tiba motor yang kami gunakan lampu nya mati, karena gelap saya tidak dapat melihat apa-apa dan kami pun langsung terperosok masuk ke dalam semak-semak. Kami hanya tertawa terbahak-bahak melihat kejadian tadi. 

“Kok bisa mati sih lampunya” ucap dino sambil tertawa.

“yo gak tau, mungkin di kerjain setan”,

“Ahh ada-ada aja, mana setannya,kalo perempuan ya mau tak ajak jalan dulu, tapi kalo laki-laki tak ajak berantem” ucapdini sambil bercanda .

“Hehh ini kuta dihutan gak boleh ngomong gitu”

Setelah kejadian tadi kami berusaha mengeluarkan motor yang terperosok kedalam semak-semak tersebut, tak lama kemudian kami otak-atik motor tersebut dan akhirnya bisa kembali hidup lampunya.

Tanpa pikir panjang kami pun langsung jalan lagi menuju tempat tujuan kami. Setelah sampai kami parkirkan motor tersebut, kemudian kami berjalan kaki, karena kami baru pertama menginjakkan kaki di hutan ini kami agak sedikit aneh karena dari kejauhan kami melihat seperti danau yang sanngat luas, padahal kata orang-orang disini tidak ada danau.

“ cok ada danau ?”

“ mana ada danau disini “

“ itu loh”

“Oh iya cok, danau bukan sih ?”

Tak lama kemudian dino mengambil senter dan langsung mengarahkan ketempat dimana kami melihat danau tersebut, dan aneh nya kami hanya melihat pohon” besar dan rimbun.

Kami sempat bingung dengan kejadian ini ,dan akhirnya kami menghiraukan kejadian tersebut,

Setalah 30 menit kami berburu saya melihat seekor burung kruwok, burung kruwok ini kalo dimakan seperti daging ayam rasanya.

“No, itu ada burung kruwok”

“Mana-mana?”

Dengan perlahan kami mengikuti kemana arah burung tersebut, karena kami belum mendapatkan angle yang tepat untuk menembak burung tersebut, Saat saya akan membidik tiba-tiba burung itu langsung terbang. Cukup lama kami mengikuti burung tersebut hingga sampai suatu ketika ia burung itu berhenti dan saya langsung siap-siap membidik dan menarik pelatuk, tiba-tiba ada hembusan angin yang sangat kencang menggiyangkan pohong-pohon disekitar,karena kami kaget kamipun tidak fokus lagi dengan burung buruan kami dan ketika kami melihat burung terbeut tiba-tiba burung itu menghilang. Kami cari kemana-mana dan kami tidak menemukan burung tersebut. Akhirnya kami pun berbalik arah karena kami sudah cukup jauh dari tempat motor yng kami parkirkan. Keanehan-keanehan mulai terjadi disini, saat kami berjalan tiba-tiba kami melihat parit kecil, seinget saya kami tadi tidak pernah melewat parit itu saat mengikuti burung itu.

“Kok ada parit ?” Tanya ku sambil bingung

“Iya ya, kita tadi kan gak ngelewatin parit”

“Ah yang bener ini, masa kita nyasar”

Setelah kami menyberangi parit itu tiba-tiba kami melihat ranting yang patah. Oh iya sebelumnya kami memang mematahkan ranting sebagai tanda bahwa kami lewat jalan itu.

“Bener kok No ini jalannya, itu ranting yang saya patahkan tadi”

“Oh iya ,tapi kita pulangnya kok nyebrang parit, tadi waktu berangkat kan gak ada nyebrang parit”

Kami hanya saling menatap dan kebingungan.

“Yaudah lah yok jalan” ucapku 

“Ehh tungggu dulu cok, ini kok ada darah ?”

“Hahhh, darah !!, darah apa ?”

“Darahnya masih baru ini”

Saat kami senter jalan yang kami barusan lewati, ternyata darah tersebut berserakan di sepanjang jalan yang kami lewati.

“Coba lihat kaki mu, siapa tau pacat atau lintah yang nempel di kaki mu no ?”

“Gak ada kok” ucap dino sambil menyenteri kakinya.

Kemudian kami melanjutkan perjalanan kami, tidak sampai satu menit kami kembali melihat parit lagi,

“Lahhh parit lagi no”

“Masa kita muter-muter sih” tanya dino kebingunan.

Kami kembali berjalan dan lagi-lagi kami menemukan parit, kalo dihitung” kami nyebrang parit kecil itu ada 4 kali. Dan kali ini kami cukup kaget karena yang didepan kami ada sungai  dan yang satu ini cukup besar dan terlihat dalam, sehingga kami berhenti dan melongo melihat kejadian ini.

“No gimana ini, kayaknya kita emang nyasar deh”

Dino hanya diam saja melihat kejadian ini.

Akhirnya kami mencari-cari jalan keluar dari hutan ini, saya melihat jam di tangan telah menunjukkan pukul 1 malam.

Saya cukup kaget,berarti kami sudah 3 jam disini. Setelah kami berjalan cukup lama akhirnya kami melihat api obor dan gubuk.

“No itu ada gubuk ,kesana yok”

“Mana ?”

“Itu ada obornya didinding gubuk, berarti ada orang”

“Oh iya”

“Udah ayok “ ucapku memaksa.

Setelah kami menuju gubuk tersebut tiba-tiba ada cabang pohon yang cukup besar jatuh di depan kami, sontak kami kaget sekagetnya.

“Anji** !!!” Ucap dino kaget

Setelah melewati beberapa semak belukar yg cukup rimbun tersebut tiba-tiba........

“Lohh,, gubuk nya tadi mana ?”

“No mana gubuknya, tadi di depan sini kok ?”

Dino hanya diam tanpa menjawab pertanyaanku.

Tak lama kemudian kami melihat obor dari kejauhan yang ada digubuk tadi seperti terbang.

“Ehhhh itu obor kok terbang”

“Iya kok terbang ya”

Tiba-tiba obor tersebut mendekati kami, sontak kami langsung bersembunyi dibalik pohon besar.

Saat kami menoleh ternyata yang memegang obor itu adalah sosok nenek-nenek berbaju lusuh, rambut yang acak-acakan,dan dengan muka yang menyeramkan.

“No itu apa no”

“Astaga, “ dino kaget

Kami hanya merinding ketakutan dan membaca doa-doa yang kami bisa.

Tak lama kemudian dino kembali melihat sosok yang ada dibalik pohon yang ada di depan kami, tiba-tiba dino kaget dan langsung lari, dengan bingung saya pun ikut lari mengejar dino, setalah cukup jauh kami lari dari sosok tersebut kemudian saya bertanya

“Ngapain lari cok”

Dino masih ngos-ngosan karena capek lari. Disini saya sangat kaget apa yang dino bicarakan.

“Itu tadi kan nenek-nenek yang kita lihat, kok tadi berubah jadi ular besar, setengah manusia setengah ular ,terus obornya berubah jadi api yang besar banget”

“Ah no kamu yang bener”

“Iyaaa,, tadi pas kita lari, itu disamping kiri-kanan kita itu danau yang pertama kita lihat sebelum kesini”.

Kami tidak tau harus ngapain lagi, kami cuma duduk di balik pohon sambil ketakutan.

Saat kami ingin melanjutkan perjalan keluar dari hutan ini tiba-tiba ada di belakang kami ada suara aungan yang seram, ya saya kenal suaran itu, itu adalah suara macan, kami berdua hanya terdiam ditempat kami duduk agar tidak mengeluarkan suara-suara apapun, karena takutnya macan itu mengetahui keberadaan kami.

Akhirnya macan itu pun pergi dan kami langsung pergi dari tempat tersebut.

Karena capek kami pun beristirahat dibawah pohon, si dino terlihat sudah tertidur dan saya pun mencoba tidur tapi anehnya semakin saya memejamkan mata semakin susah saya untuk tertidur, tiba-tiba saya melihat dino bangun dari tidurnya dan langsung berdiri.

“No mau kemana ?” 

Si dino hanya diam saja

Saya yang melihat tingkah dino yang agak aneh itu akhirnya menampar pipi dino sekeras mungkin, karena firasat ku melihat dino dengan tingkah seperti ini takutnya dia keasukan makhluk-makhluk aneh.

“Wooooiiii bangun,sadarrrrr nooo..!!!!!”

Si dino hanya diam dengan muka datarnya tersebut akhirnya dia berjalan perlahan, saya mencoba menarik si dino tapi anehnya saya tidak sanggup menahan dino.Akhirnya saya pun mengikuti dino yang mulai bersikap aneh, tiba-tiba aku melihat danau yang pertama kami lihat ,sekarang ada didepan kami.

“Woooiiii diinnnooooo!!!!!!” ( saya berteriak sekencang mungkin ).

Si dino tiba-tiba berhenti

“Alhamdulillah” ( ucapku dalam hati ).

Kemudian si dino bangun dan bingung, kenapa dia berada disini.

“Kok kita disini ?”

“Udah ayok kita pergi, tempat ini gak beres”

Saat aku menarik tangan dino tiba-tiba saja tubuh dino malah terbang, aku kaget setengah mati. Ada apa dengan si dino ?

“tolongggggg”

Aku bingung mendengar dino yang meminta tolong pada ku, aku tidak tau harus berbuat apa. Aku hanya berteriak mamanggil nama dino. Untungnya aku masih bisa membaca ayat-ayat pendek seperti ayat kursi, Aku kemudian membaca ayat kursi dengan cepat dan juga ayat-ayat pendek lainya. Alhamdulillah si dino akhirnya pun turun dan aku pun langsung memegang tangan dino untuk cepat-cepat pergi dari tempat ini, kami berlari se kencang mungkin menjauhi tempat itu aneh nya setelah cukup jauh kami lari tiba-tiba kami melihat danau itu lagi dan sekarang kami melihat nenek-nenek yang kami temui tadi melayang diatas danau dan ular yang sangat besar yang melingkar hampir memenuhi danau tersebut. Sontak kami pun kaget dan juga ketakutan, kami langsung berbalik arah namun yang terjadi hanyalah kami melihat danau itu lagi beserta nenek tua dan juga ular yang sangat besar. Tiba-tiba saja nenek yang sedang melayang tersebut menghampiri kami dan langsung memegang leher si dino, saya hanya terpaku membisu tidak bisa bergerat dan juga tidak dapat mengeluarkan sepatah kata pun, dan juga si dino hanya menggeram kesakitan saat nenek tua itu memegang lehernya. Dan tiba-tiba saja ada seekor macan yang pernah kami temui tersebut memperhatikan si nenek tua itu dan anehnya si nenek itu pun menghilang bersama dino. Aku hanya menangis tak berdaya melihat dino di bawa benek tua itu dan ketika aku melihat ke arah macan itu tadi tiba-tiba macan itu pun langsung menghilang. Aku bersandar di bawah pohon dan meratapi si dino yang dibawa pergi nenek-nenek tua itu pergi entah kemana, tak terasa akupun tertidur dan terbangun saat matahari menampakkan sinarnya. Aku perhatikan sekelilingku dan anehnya aku sekarang berada di bawah lembah jurang yang dalam, padahal saya tadi malah melihat danau disini ,saya lihat kanan kiri itu hanya dinding jurang yang tinggi. Saya pun kebingunan meliht kejadian ini, tanpa pikir panjang aku langsung bergegas pergi untuk mencari si dino, jam di tangan sudah menunjukan jam 11 siang, dan aku hanya berjalan tanpa arah mencari dino, kemudian saya melihat dari kejauhan seperti orang lagi tidur, dalam pikiran saya ,oh mungkin itu si dino karena saya bisa mengenalnya dengan baju yang di pakai dino. Saya langsung berlari mendekati orang tersebut dan ternyata benar itu si dino, tapi anehnya muka si dino terlihat sangat pucat, saya bangunin tapi dino tidak bangun bangun, kemudian saya meletakkan jari telunjuk saya ke hidung dino. “Innalillahi “

Saya hanya terdiam saat itu juga ketika melihat dino yang ternyata sudah meninggal, berjam-jam saya duduk disamping dino dengan termenung. Bingung,syok,gak tau apa yang terjadi ketika itu melihat kejadian ini semua. Tiba-tiba saya mendengar suara tembakan yang sangat keras, oh mungkin itu pemburu yang lagi berburu disini, saya langsung menghampiri suara tersebut. Alhamdulillah ternyat itu memang pemburu ada 3 orang. Mereka bingung melihat saya.

“ngapain bang disini”

“Saya tersesat bang, tolingin saya bang”

kemudian saya langsung menceritakan kejadian saya dan langsung menbawa mereka ke tempat dino. 

Akhirnya kami menggotong sidino keluar dari hutan ini. Saya bersyukur dan juga sangat sedih melihat kenyataan yang terjadi pada kami, melihat dino yang ternyata sudah meninggal.

Akhirnya kami keluar dari hutan ini, dan anehnya saat saya keluar saya merasa tidak asing dengan tempat ini, ya ternyata saya sedang di daerah yang cukup jauh tempatnya dari tempat tinggal saya dan juga tempat berburu saya, mungkin jaraknya sekitar 30 menit perjalan menggunakan sepeda motor. Saya kaget, berarti kami tersesat sangat jauh kemaren. Kemudian kami membawa dino ke rumah sakit setempat, setelah kami membawa nya kerumah sakit saya pergi ke mushola untuk sholat ashar, saat saya masuk kedalam saya melihat sebuah jam dinding yang ada tanggalnya, saya kaget, ternyata hari ini hari selasa. Berarti kami tersesat dihutan selama 5 hari. Dengan keadaan bingun saya langsung sholat. Setelah sholat saya langsung menuju kerumah sakit lagi untuk melihat si dino. Saya kembali di kagetkan dengan pernyataan dokter.

“Maaf, orangnya sudah gak ada” (kata dokter)

“Innalilahi” 

“Mayatnya sudah membusuk, dia sudah meninggal selama 3 hari”

“Tidak tau harus jawab apa, saya hanya terdiam membisu seribu bahasa.

Komentar